PENGELOLAAN SAMPAH
(Edi Sutanto)
Kebersihan sebagian dari Iman. Tidak ada orang yang tidak
senang dengan keadaan bersih, tetapi tidak setiap orang sudi memperhatikan hal-
hal yang menunjang keadaan bersih. Sampah identik dengan kotor dan jorok
sehingga sebagian besar orang tidak suka dengan sampah.
Benarkah sampah sama dengan jorok dan kotor, bagaimana
dengan ilustrasi berikut.
Jordi sedang makan di rumah, dari piring nasinya terdapat
sisa makanan yang memang tidak dapat di makan seperti duri ikan dan sedikit
nasi sisa dan sisa kuah sayur, Jordi memasukkan sisa- sisa makanan tersebut
pada kantong plastik kecil, demikian pula dengan sisa kuahnya diserap dan di
lap dengan tissue juga disimpan pada kantong plastik yang sama.
Apa yang tergambarkan setelah Jordi selesai makan, di atas
piring Jordi yang kering terdapat kantong plastik yang juga kering. Seandainya
untuk mencuci piring ditugaskan kepada pembantu maka tidaklah terlalu berat
lagi tugas pembantu karena tinggal membuang kantung plastik ke tempat sampah
dan mencuci piring yang sudah tidak ada lagi sisa makanannya.
Tidak ada kesan jorok dan kotor pada kasus tersebut, Jorok
dan kotor adalah kesan dari sampah yang tidak ditangani dengan baik.
Untuk mewujudkan keadaan sekolah yang besih perlu disusun
prosedur pengelolaan sampah, yang harus menjadi kesadaran semua warga sekolah.
Berikut adalah contoh prosedur pengelolaan sampah di sekolah
1.
Setiap ruang Kelas disediakan tempat sampah yang
memungkinkan setiap siswa membuang
sampah dengan memilah sampah organik dan anorganik. Pada setiap tempat sampah
terpasang kantong plastik yang dengan
mudah dapat diangkat untuk dibuang di tempat sampah induk atau sub
induk.
2.
Setiap pulang sekolah petugas piket kelas harus
membawa sampah dari kelas ke tempat sampah sub induk dalam keadaan terikat dan
mengganti kantong plastik pada tempat
sampah dengan kantong plastik baru.
3.
Dalam keadaan tempat sampah telah penuh sebelum
siang hari petugas piket harus segera mengganti kantong plastik baru dan
membuang kantong yang telah penuh sampah ke tempat sampah sub induk dalam
keadaan terikat.
4.
Sampah yang berasal dari tanaman perindang
disapu tiap pagi atau dipetik dari pohon jika memungkinkan dan di simpan pada
tempat sampah sub induk.
5.
Tempat sampah sub induk ditempatkan di tempat
tempat strategis dan mudah di jangkau dari tiap-tiap ruang termasuk ruang
kelas. Tempat sampah ini harus selalu dilapis dengan plastik sampah yang dapat
dengan mudah diangkat dari tempat sampah.
6.
Tempat sampah sub induk terdiri atas tempat
sampah organik dan tempat sampah anorganik.
7.
Tempat sampah sub induk dikontrol setiap saat
oleh petugas kebersihan sekolah dan isinya segera dipindahkan ke tempat sampah
induk. Setiap kali mengangkat sampah selalu dibarengi dengan pemasangan kantong
plastik baru.
8.
Sampah organik dapat dipergunakan untuk praktek
pembuatan pupuk organik dengan proses kompos, sampah anorganik dikirim ke TPA
melalui petugas sampah dari DPU.
9.
Yang juga penting adalah membudayakan jangan
sampai ada sampah yang dibuang tidak di tempatnya. Jika ada sampah yang
tercecer bukan pada tempatnya maka orang yang terdekat dengan sampah tersebut
berkuwajiban menempatkan sampah pada tempatnya.
Tidak ada sampah yang jorok jika ditangani dengan tepat. Untuk
penanganan sampah yang tepat Perlu pengupayaan yang sungguh- sungguh. Untuk menciptakan kondisi sekolah yang bersih
dan sehat perlu disediakan sarana prasarana pengelolaan sampah yang baik dan
representatif.
Semoga mtsnsumbergiri.bloogspot.com menjadi wahana komunikasi inter warga madrasah dan antar madrasah. selamat dan sukses...
BalasHapus