Jumat, 28 Desember 2012



PENGELOLAAN SAMPAH
(Edi Sutanto)

Kebersihan sebagian dari Iman. Tidak ada orang yang tidak senang dengan keadaan bersih, tetapi tidak setiap orang sudi memperhatikan hal- hal yang menunjang keadaan bersih. Sampah identik dengan kotor dan jorok sehingga sebagian besar orang tidak suka dengan sampah.
Benarkah sampah sama dengan jorok dan kotor, bagaimana dengan ilustrasi berikut.
Jordi sedang makan di rumah, dari piring nasinya terdapat sisa makanan yang memang tidak dapat di makan seperti duri ikan dan sedikit nasi sisa dan sisa kuah sayur, Jordi memasukkan sisa- sisa makanan tersebut pada kantong plastik kecil, demikian pula dengan sisa kuahnya diserap dan di lap dengan tissue juga disimpan pada kantong plastik yang sama.
Apa yang tergambarkan setelah Jordi selesai makan, di atas piring Jordi yang kering terdapat kantong plastik yang juga kering. Seandainya untuk mencuci piring ditugaskan kepada pembantu maka tidaklah terlalu berat lagi tugas pembantu karena tinggal membuang kantung plastik ke tempat sampah dan mencuci piring yang sudah tidak ada lagi sisa makanannya.
Tidak ada kesan jorok dan kotor pada kasus tersebut, Jorok dan kotor adalah kesan dari sampah yang tidak ditangani dengan baik.
Untuk mewujudkan keadaan sekolah yang besih perlu disusun prosedur pengelolaan sampah, yang harus menjadi kesadaran semua warga sekolah.
Berikut adalah contoh prosedur pengelolaan sampah di sekolah
1.    Setiap ruang Kelas disediakan tempat sampah yang memungkinkan setiap siswa  membuang sampah dengan memilah sampah organik dan anorganik. Pada setiap tempat sampah terpasang kantong plastik yang dengan  mudah dapat diangkat untuk dibuang di tempat sampah induk atau sub induk.
2.    Setiap pulang sekolah petugas piket kelas harus membawa sampah dari kelas ke tempat sampah sub induk dalam keadaan terikat dan mengganti  kantong plastik pada tempat sampah dengan kantong plastik baru.
3.    Dalam keadaan tempat sampah telah penuh sebelum siang hari petugas piket harus segera mengganti kantong plastik baru dan membuang kantong yang telah penuh sampah ke tempat sampah sub induk dalam keadaan terikat.
4.    Sampah yang berasal dari tanaman perindang disapu tiap pagi atau dipetik dari pohon jika memungkinkan dan di simpan pada tempat sampah sub induk.
5.    Tempat sampah sub induk ditempatkan di tempat tempat strategis dan mudah di jangkau dari tiap-tiap ruang termasuk ruang kelas. Tempat sampah ini harus selalu dilapis dengan plastik sampah yang dapat dengan mudah diangkat dari tempat sampah.
6.    Tempat sampah sub induk terdiri atas tempat sampah organik dan tempat sampah anorganik.
7.    Tempat sampah sub induk dikontrol setiap saat oleh petugas kebersihan sekolah dan isinya segera dipindahkan ke tempat sampah induk. Setiap kali mengangkat sampah selalu dibarengi dengan pemasangan kantong plastik baru.
8.    Sampah organik dapat dipergunakan untuk praktek pembuatan pupuk organik dengan proses kompos, sampah anorganik dikirim ke TPA melalui petugas sampah dari DPU.
9.    Yang juga penting adalah membudayakan jangan sampai ada sampah yang dibuang tidak di tempatnya. Jika ada sampah yang tercecer bukan pada tempatnya maka orang yang terdekat dengan sampah tersebut berkuwajiban menempatkan sampah pada tempatnya.
Tidak ada sampah yang jorok jika ditangani dengan tepat. Untuk penanganan sampah yang tepat Perlu pengupayaan yang sungguh- sungguh.  Untuk menciptakan kondisi sekolah yang bersih dan sehat perlu disediakan sarana prasarana pengelolaan sampah yang baik dan representatif.

1 komentar:

  1. Semoga mtsnsumbergiri.bloogspot.com menjadi wahana komunikasi inter warga madrasah dan antar madrasah. selamat dan sukses...

    BalasHapus